A. Pengertian Istifham
Secara bahasa
istifham berasal dari kata fahama yang berarti mengetahui sesuatu dengan
hati, imam Sibawaihi menambahi yaitu sesuatu pengetahuan dengan hati dan akal.[1]
Istifham juga berartiطلب الفهم ,
sedang secara istilah istifham adalah mencari tahu sesuatu yang belum diketahui
sebelumnya dengan menggunakan salah satu dari adawat al-istifham.[2]
Huruf-huruf istifham antara lain hamzah, ما،
هل، من، اى، كيف
dan
lain sebagainya.[3]
B. Pembagian Istifham
Istifham terkadang
keluar dari makan hakikatnya sebagai thalbu al-fahmi. Makna-makna yang
tercangkup dalam istifham yang keluar dari makna aslinya secara garis besar
dibagi menjadi dua bagian:
1. Istifham bi makna al-khabar
Istifham
bi makna al-khabar ini terbagi menjadi dua, pertama istifham nafi atau biasa
juga disebut dengnan istifhan al-inkar dan yang kedua istifham istbat atau bisa
disebut dengan istifham taqrir.
a. Istifham al-nafi/ istifham al-inkar
Istifham ingkar, ini
dibagi menjadi dua:
Pertama,
memberitahukan kepada mukhatab bahwa orang yang dimaksud dalam pernyataan
istifham tidak mungkin mampu melaksanakan pertanyaan itu karena berada diluar
batas kemampuannya. Sebagaimana contoh firman Allah dala surat Az-Zukruf ayat
40:
أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ أَوْ تَهْدِي الْعُمْيَ
Maka apakah dapat menjadikan orang yang pekak bisa mendengar
ataukah kamu dapat memberi petunjuk bagi orang yang buta?
Ayat diatas
mengisyaratkan tidak mungkin ada orang mampu membuat orang tuli bisa mendengar.
[4]
Kedua, istifham inkar kadang bersama dengan takdzib
(pembohongan). Sebagaimana firman Allah dalam surat An-naml ayat 60:
أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ
Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)?
b. Istifham taqrir/istbat
Istifham
istbat ini terdapat beberapa macam, diantaranya:
Pertama,
istifham yang murni sebagai penetap, seperti contoh firman Allah dalam surat
al-Anbiya’ ayat 62:
أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَذَا
Adakah kamu
yang melakukan perbuatan ini?
Kedua, isbat atau ketetapan yang dibarengi dengan rasa
membanggakan diri, seperti firman Allah yang menggambarkan perkataan Fir’aun
dalam surat Az-Zukhruf ayat 51:
أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ
Bukankah
kerajaan Mesir ini kepunyaanku?
Ketiga,
istbat yang bersamaan dengan kecaman. Hal ini
sebagaimana contoh firman Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 97:
أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً
Bukankah
bumi Allah itu luas?
Maksudnya
bumi Allah itu luas, kenapa tidak kalian beirmigrasi di belahan bumi yang
lain??
Keempat,
istbat dengan disertai teguran contoh dalam
firman Allah dalam surat Al-Hadid ayat 16:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ
لِذِكْرِ اللَّهِ
Belumkah
datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah
Menurut
Ibnu Mas’ud ayat ini adalah teguran dari Allah untuk umat Islam.
Kelima,
tabkit (celaan), menurut As-Sukaky ayat yang
menjadi contoh model takrir ini adalah firman Allah dalam surat al-maidah ayat 116:
أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ
Adakah kamu
mengatakan kepada manusia, jadikanlah aku dan ibu ku dua orang Tuhan selain
Allah?
Ayat ini merupakan
bentuk celaan terhadap kepercayaan dan keyakinan orang-orang nasrani yang menganggap
Isa dan Maryam sebagai Tuhan.
Keenam, taswiyah (sama), sebagimana firman Allah dalam Al-Qur’an
surat Yassin ayat 10:
وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ
Sama saja bagi mereka
apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak.
Ketujuh,
takdzim (penghormatan), contoh ini terdapat dalam firman
Allah surat Al-Baqarah 255:
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ
Adakah orang yang memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya
Kedelapan, tahwil (menakuti), sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Haqqah ayat 1-2:
الْحَاقَّةُ
مَا الْحَاقَّةُ
Hari kiamat
Apakah hari kiamat itu?
Kesembilan, memudahkan dan meringankan (tashil wa takhfif), seperti firman
Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 39:
وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ
Apakah
kemudharatannya bagi mereka kalau mereka beriman kepada Allah
Kesepuluh, tafajju’ (kesedihan), contoh dalam surat al-kahfi ayat
49:
مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلا كَبِيرَةً إِلا
أَحْصَاهَا
Kitab apakah
ini? Yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) meninggalkan yang
besar melainkan ia mencatat semuanya.
Kesebelas, taksir (banyak), sebagaimana firman Allah suarat al-A’raf ayat
4:
وَكَمْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا
Betapa
banyak negeri yang telah kami binasakan?
Keduabelas. Isytirsyad (meminta petunjuk) contoh dalam firman Allah
surat al-baqarah ayat 30:
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
Tidakkah
Kau jadikan orang yang akan membuat kerusakan di muka bumi?[5]
2. Istifham Bi Makna Al-Insya’i
Istifham dalam
bentuk ini memiliki macam yang banyak diantaranya:
Ø Amr, seperti firman Allah
dalam surat Yunus ayat 3:
أَفَلا تَذَكَّرُونَ
Maka apakah kamu tidak
mengambil pelajaran? Maksudnya ambillah
pelajaran.
Ø Nahi, contoh
firman Allah dalam surat al-infithar ayat 6:
مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
Apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhan mu yang pemurah, maksudnya
janganlah kamu terperdaya
Ø Tazkir/pengingat, sebagaimana firman Allah dalam surat Ad-Dhuha
ayat 2:
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى
Bukankah Dia mendapatimu
sebagai orang yatim, lalu Dia melindungimu
Ø Tahdir/kewaspadaan, contoh firman Allah dalam surat al-Mursalat
ayat 16:
أَلَمْ نُهْلِكِ الأوَّلِينَ
Bukankah kami telah
membinasakan orang-orang yang dahulu
Ø Tanbih/peringatan, contoh dalam firman Allah surat al-Baqarah ayat
258:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ
Apakah kamu tidak
memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)
Ø Targhib/penyemangat, sebagaimana firman Allah surat as-shaf ayat
10:
هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ
Sukakah kamu aku tunjukan
suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan?
Ø Tamanni/mengharap sesuatu yang sulit bahkan tidak mungkin terjadi,
contoh dalam firman Allah surat Al-A’raf ayat 53:
فَهَلْ لَنَا مِنْ شُفَعَاءَ
Adakah bagi kami pemberi syafaat?
Ø Du’a, ini seperti nahi, tetapi kalau du’a
dari bawahan ke atasan, sebagaimana contoh firman Allah dalam surat al-A’raf
ayat 155:
أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ
Apakah Engkau membinasakan
kami karena perbuatan oranng-orang yang kurang akal?
Ø Istibtha’/mendapati lambat, sebagaimana firman Allah surat Yasiin
ayat 48:
مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Kapankah (terjadi) janji ini
(hari bangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
Ø Iyaas/keputusasaan, sebagaimana contoh firman Allah dalam surat
at-takwir ayat 26:
فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ
Maka kemanakah kamu akan
pergi?
Ø Inaas/keramah tamahan, contoh firman Allah dalam surat Thaha ayat
17:
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى
Apakah itu yang ditangan
kananmu hai Musa?
Ø Ta’ajub, contoh firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 28:
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ
Mengapa kamu kafir kepada
Allah?
Ø Mengejek/memperolok-olok, contoh firman Allah dalam surat Hud ayat
87:
أَصَلاتُكَ تَأْمُرُكَ
Apakah agamamu yang menyuruh
kamu
Ø Tahqir/penghinaan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Furqan
ayat 41:
وَإِذَا رَأَوْكَ إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلا هُزُوًا أَهَذَا الَّذِي
بَعَثَ اللَّهُ رَسُولا
Dan apabila mereka melihat
kamu (Muhammad) mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan, (dengan berkata)
inikah orang yang diutus Allah sebagai rasul?
Ø Istib’ad, seperti firman Allah dalam surat ad-dukhan ayat 13:
أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ
Bagaimanakah mereka dapat
menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang
memberi penjelasan
Ø Taubikh/celaan, teguran, kecaman, sebagaiaman firman Allah surat
Ali Imran ayat 83:
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ
Maka apakah mereka mencari agama yang
lain dari agama Allah?[6]
[1] Ibn Manz}u>r, Lisa>n
al-arab, Cet. III (Bairut: Da>r ih}ya> al-Tura>s| al-‘Arabi, 1999)
Jil 10 343
[2] Isa a’li, al-kafi fi Ulum
al-balaghah al-a’rabiyah, (libanon :jamiah al-maftuhah, 1993),. 263
[3] al-khatib al-qaziwini, al-idhah
fi ulum al-balaghah, bairut, dar al-kutub al-alamiyah tt
[4] Muhammad bin Abdillah
az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Al-ulum Al-Qur’an, (Bairut: maktabah
al-a’shriyah, 2006) 204-205
[5]
Ibid.,206-210
[6]
Ibid.,210-213
Tidak ada komentar:
Posting Komentar