Jumat, 08 Februari 2013

PANJI-PANJI IMAN (Cuplikan Khutbah)


PANJI-PANJI IMAN
Iman adalah sesuatu yang abstrak tidak dapat dilihat dengan mata. Iman hanya ada didalam hati. Banyak orang yang mengaku dirinya beriman namun dalam kenyataanya banyak perbuatannya yang menyimpang dari norma-norma keimanan. Menurut sebagian hukama’ orang dikatakan beriman apabila mampu mengibarkan empat panji keimanan.  Sebagaimana qaul’:
شعاءر الايمان اربعة : التقوى والحياء واشكر الصبر
Panji-panji iman itu ada empat yaitu: taqwa, malu, syukur dan sabar
Taqwa
Orang yang beriman  harus memiliki rasa ketaqwaan kepada Allah SWT. Taqwa dengan arti selalu menjalankan semua yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.  Allah tidak melihat hambaNya melalui bentuk fisik, harta, pangkat atau pun jabatannya. Yang dilihat Allah adalah hati dan amal.  Sabda Nabi Muhammad :
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta mu tetapi yang Allah lihat adalah hati dan amal perbuatanmu.
Selain itu pula taqwa adalah barometer untuk memperoleh derajat yang tinggi disisi Allah. Semakin bertaqwa, maka semakin tinggi pula derajat yang diperolehnya disisi Allah. Firman Allah:
ان اكرمكم عند الله اتقىكم
Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa

Malu
Malu yang dimaksud disini bukanlah malu secara thobi’iyah tetapi malu secara syari’ah. Secara thabi’iyah semua orang pasti memiliki rasa malu. Namun tidak semua orang memiliki rasa malu secara syari’ah. Rasa malu thabi’iyah ini sifatnya manusiawi, ia malu melakukan perbuatan kalau perbuatannya yang menyimpang diketahui oleh orang lain, namun ia akan terus melakukan perbuatan menyimpang jika tidak ada orang yang mengetahui. Artinya rasa malu itu hanya karena manusia. Berbeda dengan malu secara syari’ah, barometer yang digunakan bukan manusia, tetapi Allah. Ia malu melakukan perbuatan menyimpang karena Allah, padahal ia tahu bahwa Allah selalu mengawasinya, Allah tidak pernah lengah, Allah mengetahui yang batin maupun yang dhahir. Dengan demikian ia tidak akan melakukan perbuatan yang menyimpang karena malu kepada Allah.

Syukur
Syukur adalah memuji kepada Sang pemberi nikmat  atas segala nikmat yang diberikan. Orang yang beriman tidak ada alasan baginya untuk mengingkari nikmat Allah dalam keadaan apapun. Syukur tidak hanya menggunkan ucapan (bil lisan), tetapi juga bil qalbi dan bil arkan. Syukur menggunakan lisan, antara lain dengan menngucapkan Alhamdullah, syukur bil qalbi dengan qanaah dan syukur bil arkan dengan menggunakan anggota badan untuk berjuanng dijalan Allah, tidak untuk kemaksiatan.

Sabar
Sabar berarti Manahan gejolak nafsu untuk meraih yang baik atau yang lebih baik. Kata sabar juga berarti tinggi, dan batu yang keras. Tiga makna ini saling berkolerasi, jika mampu menahan gejolak nafsu maka hati akan menjadi kukuh, dan ketika itu pula orang yang sabar kan mendapatkan ketinggian disisi Allah dan manusia.
Teori sabar ini sangat mudah untuk diucapakan namun sulit diaplikasikan. Secara teori banyak orang yang tahu tentang kesabaran, namun dalam realitanya hanya segelintir orang yang mampu menerapkan kesabaran dalam hidupnya. Orang yang beriman akan salalu sabar, tidak mudah tersulut emosi dan pemaaf bagi sesamanya.

* cuplikan dari khutbah jum'at masjid al Jihad Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar