PANJI-PANJI IMAN
Iman adalah sesuatu yang
abstrak tidak dapat dilihat dengan mata. Iman hanya ada didalam hati. Banyak
orang yang mengaku dirinya beriman namun dalam kenyataanya banyak perbuatannya
yang menyimpang dari norma-norma keimanan. Menurut sebagian hukama’ orang dikatakan
beriman apabila mampu mengibarkan empat panji keimanan. Sebagaimana qaul’:
شعاءر الايمان اربعة : التقوى والحياء واشكر الصبر
Panji-panji iman itu ada empat yaitu:
taqwa, malu, syukur dan sabar
Taqwa
Orang yang beriman harus memiliki rasa ketaqwaan kepada Allah
SWT. Taqwa dengan arti selalu menjalankan semua yang diperintahkan Allah dan
menjauhi larangan-laranganNya. Allah
tidak melihat hambaNya melalui bentuk fisik, harta, pangkat atau pun
jabatannya. Yang dilihat Allah adalah hati dan amal. Sabda Nabi Muhammad :
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada
rupa dan harta mu tetapi yang Allah lihat adalah hati dan amal perbuatanmu.
Selain itu pula taqwa adalah
barometer untuk memperoleh derajat yang tinggi disisi Allah. Semakin bertaqwa,
maka semakin tinggi pula derajat yang diperolehnya disisi Allah. Firman Allah:
ان اكرمكم عند الله اتقىكم
Sesungguhnya orang yang paling mulia
disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa
Malu
Malu yang dimaksud disini
bukanlah malu secara thobi’iyah tetapi malu secara syari’ah. Secara thabi’iyah
semua orang pasti memiliki rasa malu. Namun tidak semua orang memiliki rasa
malu secara syari’ah. Rasa malu thabi’iyah ini sifatnya manusiawi, ia malu
melakukan perbuatan kalau perbuatannya yang menyimpang diketahui oleh orang
lain, namun ia akan terus melakukan perbuatan menyimpang jika tidak ada orang
yang mengetahui. Artinya rasa malu itu hanya karena manusia. Berbeda dengan
malu secara syari’ah, barometer yang digunakan bukan manusia, tetapi Allah. Ia
malu melakukan perbuatan menyimpang karena Allah, padahal ia tahu bahwa Allah
selalu mengawasinya, Allah tidak pernah lengah, Allah mengetahui yang batin
maupun yang dhahir. Dengan demikian ia tidak akan melakukan perbuatan yang
menyimpang karena malu kepada Allah.
Syukur
Syukur adalah memuji kepada
Sang pemberi nikmat atas segala nikmat
yang diberikan. Orang yang beriman tidak ada alasan baginya untuk mengingkari
nikmat Allah dalam keadaan apapun. Syukur tidak hanya menggunkan ucapan (bil
lisan), tetapi juga bil qalbi dan bil arkan. Syukur
menggunakan lisan, antara lain dengan menngucapkan Alhamdullah, syukur bil
qalbi dengan qanaah dan syukur bil arkan dengan menggunakan
anggota badan untuk berjuanng dijalan Allah, tidak untuk kemaksiatan.
Sabar
Sabar berarti Manahan gejolak
nafsu untuk meraih yang baik atau yang lebih baik. Kata sabar juga berarti
tinggi, dan batu yang keras. Tiga makna ini saling berkolerasi, jika mampu
menahan gejolak nafsu maka hati akan menjadi kukuh, dan ketika itu pula orang
yang sabar kan mendapatkan ketinggian disisi Allah dan manusia.
Teori sabar ini sangat mudah
untuk diucapakan namun sulit diaplikasikan. Secara teori banyak orang yang tahu
tentang kesabaran, namun dalam realitanya hanya segelintir orang yang mampu
menerapkan kesabaran dalam hidupnya. Orang yang beriman akan salalu sabar,
tidak mudah tersulut emosi dan pemaaf bagi sesamanya.
* cuplikan dari khutbah jum'at masjid al Jihad Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar