Minggu, 10 Februari 2013

TAFSIR SURAT AN-NAML AYAT 17-19


CERITA TENTANG NABI SULAIMAN DAN SEMUT
وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).”
حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
PENAFSIRAN
Dari sekian kitab tafsir yang penulis baca, kebanyakan kitab-kitab tersebut lebih terfokus tentang penjelasan kata-perkata. Sebagaimana yang terdapat pada tafsir al-Qur’an al-A’dzim yang ditulis oleh Ibnu Fada’ Al Hafidz Ibnu Kasir menafsirkan potongan ayat وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ وَالطَّيْرِ dengan keadaan pasuakan Nabi Sulaiman yang terdiri dari bangsa jin, manusia dan burung-burung. Pasukan manusia berada didepan kemudian di ikuti oleh pasukan jin selanjutnya burung-burung berada di atas kepala mereka sebagai pelindung dari panas teriknya matahari.  Sedang potongan ayat فَهُمْ يُوزَعُونَ ditafsiri dengan barisan yang  tertib yang tidak saling mendahului, tersusun rapi sebagaimana pasukan-pasukan kerajaan saat ini. [1]
Ayat diatas menyebutkan bahwa pasukan nabi Sulaiman terdiri dari, manusia, jin dan burung saja. Padahal tentu saja ada binatang lainnya sebagai alat perang beliau, katakanlah seperti kuda. Di sinilah menurut Quraish Shihab memberikan penafsiran kenapa yang disebutkan hanya  tiga makhluk itu, hal ini dikarenakan ketiga makhluk itu saja yang akan ditampilkan perananya yang besar  dalam kisah ini. Burung Hud-hud misalnya, mengabarkan kepada nabi Sulaiman  tentang kerajaan Saba’ dan diutus untuk menemui sang ratu, jin Ifrit yang menawarkan memindahakan singgasana ratu dalam waktu setengah hari dan manusia hamba Allah yang membawa singgasana ratu dalam waktu sekejab mata.  Quraish Shihab juga menegaskan bahwa tidak semua dari golongan jin, manusia dan burung-burung tunduk kepada Nabi Sulaiman, hal ini dikarenakan kerajaan nabi Sulaiman hanya meliputi daerah Timur Tengah yang dewasa ini dikenal dengan Palestina,Suriah,Libanon dan Irak.[2]

PENAFSIRAN AYAT 18:
 (حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ) yang dimaksut dengan wadi naml adalah lembah yang banyak dihuni oleh semut. Dalam beberapa tafsir diantara dalam tafsir Ibnu Baris dikatakan lembah semut tersebut berada di daerah Syam atau mungkin berada di Hijaz.  (قَالَتْ نَمْلَةٌ)   menurut Assyiba’i semut yang dimaksut dalam ayat ini mempunyai dua sayap.  Potongan ayat ini yang menimbulkan permasalahan para mufassir, apakah semut yang berteriak itu laki-laki ataukah perempuan??  Menurut imam Abu Hanifah semut  perempuan dengan argumen pada lafadz Qaala terdapat tambahan ta ta’nis , karena jika  semut jantan tidak perlu ada tambahan ta’ ta’nis.  Pendapat ini ditolak oleh abu hibban dengan sederet alasan yang dapat dibaca dalam kitab tafsir khatib halaman 93. ( يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ )  Hai semut-semut masuklah ke dalam sarang-sarangmu. Masuk sebelum pasukan nabi sulaiman sampai ketempat ini. (لا يَحْطِمَنَّكُمْ)   agar kamu tidak terinjak oleh pasukan Sulaiman. Artinya masuklah dalam sarang dan jangan keluar  dari sarang agar kalian tidak terinjak.( وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ)   menurut Quraish Shihab  lafadz ini menunjukan semut tidak menyalahkan nabi Sulaiman dan pasukannya seandainya meraka terinjak-injak. Kata semut, pastilah nabi Sulaiman tidak menyadari keberadaan mereka di sana.
Ayat diatas menurut Quraish Shihab menunjukan bahwa semut merupakan hewan yang hidup bermasyarakat dan berkelompok. Hewan ini mempunyai etos kerja yang tinggi dan sikap kehati-hatianyang luar biasa. Keunikan yang lain dimiliki oleh semut addalah menguburkan annggotanya  yang mati. Itu merupakan keistimewaan semut yang terungkap melalui penelitian ilmuan.  Dalam tafsir ibnu baris disebutkan bahwa semut merupakan hewan yang memilki rasa sosial dan solidaritas yang tinggi. Mereka tidak egois dan tidak mementingakan kepentingan sendiri. 
PENAFSIRAN AYAT 19:
فَتَبَسَّمَ  maka sulaiman tersenyum. Sennyum merupakan gerak ekspresif tampa suara untuk menunjukan rasa gembira dan rasa senang dengan mengembangkan bibir ala kadaranya.  ضَاحِكًا    tersenyum yang disertai suara baik suara yang kecil maupaun yang eledak-ledak.  Potongan ayat bermaksut menggambarkan bahwa nabi Sulaiman bahwa tawa nabi Sulaiman bukanlah tawa yang disertai dengan suara, tetapi hampir saja saja senyum beliau itu sisertai suara. Ayat in ijuga menunjukan agama tidak melarang seseoarang untuk tertawa. Nabi Muhammad pun tertawa sampai terlihat gigi geraham beliau. Yang dilarang dalam agama adalah menjadikan hidup seluruhnya canda tawa tampa memikirkan hal-hal  yang serius.[3]    أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ    dan ilhamkan padaku untuk mensyukuri nikmat yang telah kau berikan pada ku, diantara nikmat itu adalah mengetahui pembicaraan burung dan hewan-hewan. Dan bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada oranng tua ku berupa nikmat islam dan iman.[4]   Mengutip dari kitab Al Misbah, ayat ini secara tidak langsung membantah tuduhan negatif terhadap ibu nabi Sulaiman. Dalam perjanjian lama disebutkan bahwa ibu beliau pernah melakukan hubungan seks dengan nabi daud semasa hidup suaminya yang pertama yaitu Oria(baca perjanjian lama samuel 11-12)أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ   yakni perbuatan yang Kau sukai dan Kau ridhai. وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ     maksutnya matikan aku dalam keadaan sholih dan pertemukan aku dengan orang-orang yang sholih pula.

PENGEMBANGAN PENAFSIRAN
Ayat 17
وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).”
Ayat ini menujukan jika ingin negara yang  kuat sebagimana yang dimiliki oleh nabi Sulaiman maka perhatikan dan perkuat aspek militer. Baik angkatan darat(dalam ayat ini digambarkan pasukan manusia yang dikawatirkan oleh semut akan menginjak-injak mereka), maupun angkatan udara, yang disebutkan dengan burung-burung dalam ayat ini. Penulis mempunyai anggapan kenapa angkatan laut tidak di ibaratkan dalam ayat di atas, menurut hemat penulis hal ini dikarenakan kerajaan nabi Sulaiman saat itu jauh dari laut, sehingga ketika itu angkatan laut tidak dibutuhkan. Kemungkinan yang lain adalah ketika saat itu sistem pertahanan laut atau angaktan laut belum dikenal. Hal inilah yang terjadi saat ini, negara yang militernya kuat secara keseluruhan pasti berpengaruh di dunia.
Selain itu untuk membangun negara, seorang pemimpin harus mampu mengatur bawahannya dalam hal ini dapat dikatakan para menteri-menteri dengan baik. Jika pemimpin belum mampu mengatur dengan baik maka sebuah negara akan sulit menjadi negara yang maju sebagaimana negara yang dimilki oleh nabi Sulaiman. Hal ini tersirat dalam potongan ayat فَهُمْ يُوزَعُونَ 
Ayat 18
حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";
Ayat ini mengisyaratkan untuk selalu waspada dalam menghadapi  musibah.  Seekor semut yang berteriak memperingatkan  kaumnya untuk menyelamatkan diri dari injakan pasukan nabi Sulaiman jika di tarik pada zaman sekarang tak ubahnya Badan Meteorologi  Kelimatologi dan Geofisika(BMKG) atau  lembaga semacamnya yang mampu memprediksi gunung meletus, hujan deras yang memungkinkan banjir dan lain sebagainya. 
Ayat 19
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Ayat diatas memmberikan contoh figur seorang pemimpin. Maka nabi sulaiman tersenyum , penggalan ayat ini menunjukan seoarang pemimpin harus rensponsif terhadap penderitaan dan keluhan rakyat kecil (penulis menganalogikan semut dengan rakyat kecil).  Sikap lain yang terrcermin dalam ayat ini adalah seorang pemimpin harus mempunyai perangai yang baik dan selalulu berusaha melakukan perbuatan baik. Kata أَوْزِعْنِي   yang disambungkan dengan أَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا  menunjukan  seorang pemimpin harus selalu berkomunikasi dan konsultasi dengan pemimpin  yang lain agar kebijakan yang diambil menjadi kebija`an yang baik.



[1] Ibnu fada’ al hafidz ibnu katsir. Tafsir Al-Qur’an Al-A’dzim. Darul kutub al ilmiah, bairut 1999, 331
[2] Quraih Shihab, tafsir al misbah, lentera hati, jakarta, 2002 204-205
[3] Quraish Shihab, tafsir al misbah..............206
[4] Ibnu fada’ tafsir al qur’an adzim........331

Tidak ada komentar:

Posting Komentar