Sabtu, 23 Februari 2013

Tafsir An-Nahl (16) Ayat: 36



a.      Teks surat An-Nahl ayat: 36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللَّهَ وَاجْتَنِبُواْ الْطَّـغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَـلَةُ فَسِيرُواْ فِى الاٌّرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَـقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ.
      Terjemah Ayat
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
a.      Munasabah
            Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah SWT menjelaskan bahwa tindakan yang tepat bagi orang-orang yang musyrik ialah menjatuhkan azab yang membinasakan mereka, seperti dialami oleh orang-orang musyrik sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW. Mereka tidak dapat memberikan alasan apapun karena Allah SWT telah memberikan bimbingan-Nya melalui rasul. Mereka lebih sering mengikuti ajaran nenek moyang mereka daripada mengikuti wahyu yang membimbing mereka kepada kebenaran. Dalam ayat-ayat berikut Allah menjelaskan bahwa ia telah mengutus kepada tiap-tiap umat seorang rasul untuk memberikan bimbingan wahyu kepada mereka.[1]

b.      Pengertian Global
            Dalam Surat An-Nahl Ayat 36, ayat ini menghibur nabi muhammad SAW, dalam menghadapi para pembangkang dari kaum beliau, seakan-akan ayat ini menyatakan: Allah pun telah mengutusmu, maka ada diantara umatmu yang menerima baik ajakanmu dan ada juga yang membangkang.
            Kata (الْطَّـغُوتَ) thaghut terambil dari kata (طغى) thagha yang pada mulanya berarti melampaui batas. Ia biasa juga dipahami dalam arti berhala-berhala, karana penyembahan berhala adalah sesuatau yang sangat buruk dan melampui batas. Dalam arti yang lebih umum, kata tersebut mencakup segala sikap dan perbuatan yang melampaui batas, seperti kekufuran kepada Tuhan, pelanggaran, dan sewenang-wenangan terhadap manusia.[2]
            Allah mengabarkan kepada kita untuk meneliti sejarah umat terdahulu, baik umat yang memperoleh dan mendapat petunjuk dari Allah Swt. ataupun ummat yang membangkang karena didalamnya terdapat pelajaran yang berharga bagi manusia dan menjadi bekal agar manusia tidak terjerumus kedalam lubang yang sama untuk kesekian kalinya.
            Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini yaitu:
1.      Perintah untuk tidak beribadah selain kepada Allah dan tidak mengingkarinya/kafir.
2.      Perintah untuk menjauhi syaitan dan sekutunya.
3.      Dapat mengambil pelajaran pada setiap kesalahan yang pernah diperbuat oleh ummat terdahulu dan tidak mengulanginya kembali.[3]

c.       Tafsir Ayat
            Kemudian daripada itu Allah SWT menjelaskan bahwa para Rasul itu diutus sesuai dengan Sunatullah, yang berlaku pada umat sebelumnya. Mereka itu adalah pembimbing manusia ke jalan yang lurus. Bimbingan Rasul-rasul itu diterima oleh orang-orang yang dikehendaki oleh Allah dan menyampaikan mereka kepada kesejahteraan dunia dan kebahagiaan akhirat, akan tetapi orang-orang yang bergelimang dalam kemusyrikan dan jiwanya dikotori oleh noda noda kemaksiatan tidaklah mau menerima bimbingan Rasul itu.
            Allah SWT menjelaskan bahwa Dia telah mengutus beberapa utusan kepada tiap-tiap umat yang terdahulu, seperti halnya Dia mengutus Nabi Muhammad saw kepada umat manusia seluruhnya. Oleh sebab itu manusia hendaklah mengikuti seruannya, yaitu beribadat hanya kepada Allah SWT yang tidak mempunyai serikat dan larangan mengingkari seruannya, yaitu tidak boleh mengikuti tipu daya setan yang selalu-menghalang-halangi manusia mengikuti jalan yang benar. Setan-setan itu selalu mencari-cari kesempatan untuk menyesatkan manusia.
            Allah SWT berfirman Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”  (Q.S Al Anbiya': 25)
            Dan firman Nya lagi Artinya: Dan tanyakanlah kepada Rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: "Adakah Kami menentukun Tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?". (Q.S Az Zukhruf: 45)
            Dari uraian tersebut dapatlah dipahami bahwa secara yuridis Allah tidak menghendaki hamba Nya menjadi kafir, karena Allah SWT telah melarang mereka itu mengingkari Allah. Larangan itu telah disampaikan melalui Rasul-Nya. Akan tetapi apabila ditinjau dari tabiatnya, maka di antara hamba Nya mungkin saja mengingkari Allah, karena manusia telah diberi pikiran dan diberi kebebasan memilih sesuai dengan kehendaknya. Maka takdir Allah berlaku menurut pilihan mereka itu. Maka apabila ada di antara hamba Nya yang tetap bergelimang dalam kekafiran dan dimasukkan ke neraka Jahanam bersama sama dengan setan-setan mereka, maka tidak ada alasan bagi mereka untuk membantah, karena Allah telah cukup memberikan akal pikiran serta memberikan pula kebebasan untuk memilih dan menentukan sikap jalan mana yang harus mereka tempuh. Sedang Allah sendiri tidak menghendaki apabila hamba Nya itu menjadi orang-orang yang kafir.
            Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa Allah telah memperingatkan sikap hamba Nya yang mendustakan kebenaran Rasul. Dengan mengancam mereka akan memberikan hukuman di dunia apabila setelah datang peringatan dari Rasul, mereka tidak mau mengubah pendiriannya. Allah SWT menjelaskan bahwa setelah mereka kedatangan Rasul ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan diberi taufik karena mereka telah mempercayai Rasul, menerima petunjuk-petunjuk yang dibawanya serta suka mengamalkan petunjuk-petunjuk itu. Mereka inilah orang-orang yang berbahagia dan selamat dari siksaan Allah. Akan tetapi di antara mereka ada pula yang benar-benar menyimpang tidak mau mengikuti petunjuk Rasul Nya, dan mengikuti tipu daya setan-setan, maka Allah membinasakan mereka dengan hukuman Nya yang sangat pedih. Dan Allah menurunkan pula berbagai macam bencana yang tidak dapat mereka hindari lagi.
            Sesudah itu Allah SWT memerintahkan kepada mereka agar berkelana di muka bumi serta menyaksikan negeri-negeri yang didiami oleh orang-orang zalim. Kemudian mereka disuruh melihat bagaimana akhir kehidupan orang-orang yang mendustakan agama Allah. Di dalam ayat ini Allah SWT menyuruh manusia agar mengadakan penelitian terhadap sejarah bangsa yang lain dan membandingkan di antara bangsa-bangsa yang menaati Rasul dengan bangsa-bangsa yang mengingkari seruan Rasul agar mereka dapat membuktikan bagaimana akibat dari bangsa-bangsa itu. Hal ini tiada lain hanyalah karena Allah menginginkan agar mereka itu mau mengikuti seruan Rasul dan melaksanakan seruannya.
d.      Tafsir Al-Azhar An-Nahl ayat: 36
“Dan sesungguhnya telah kami utus pada tiap-tiap ummat seorang rasul, agar mereka menyembah kepada Allah, dan menjauh dari berhala-berhala.”(pangkal ayat 36).
Sebagai ditafsirkan oleh ibnu katsir: “ Maka senantiasalah Allah mengutus Rasul-rasul kepada manusia, menyeru manusia supaya menyembah Allah yang Esa dan menjauhkan diri dari Thaghut, sejak terjadinya manusia mempersekutukan yang lain dengan Allah pada kaum Nuh, yang diutus kepada mereka Nuh. Maka Nuh itulah Rasul yang mula-mula sekali diutus oleh Allah ke muka bumi ini, sampai di tutup dengan kedatangan Muhammad s.a.w. yang dakwahnya melingkupi manusia, dan jin di timur dan barat, dan sama sekali itu adalah menurut satu pokok Firman Allah, yaitu membawa Wahyu bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan hendaklah kepada Allah saja beribadah.”
            Kata Ibnu Katsir seterusnya : “ Tidak ada Allah ta’ala menghendaki bahwa mereka menyembah kepada yang selain Dia, bahkan Dia telah melarang mereka berbuat demikian dengan perantaraan lidah Rasul- rasulnya. Adapun kehendak Allah didalam mewujudkan sesuatu yang mereka ambil alas an mengatakan takdir, tidaklah hal itu dapat dijadikan hujjah, karena Tuhan Allah memang menciptakan neraka, dan penduduknya ialah syaitan-syaitan dan kafir-kafir, tetapi tidaklah Allah Ridla hambaNya jasi kafir. Dalam hal ini Tuhan mempunyai alas an yang cukup dan kebijaksanaan yang sempurna.”
Maka diantar mereka ada orang yang diberi petunjuk  oleh Allah, dan diantara mereka ada yang tetap atasnya kesesatan, Maka berjalanlah di bumi dan pandanglah, bagaimana kesudahannya orang-orang yang mendustakan.”(ujung ayat 36)
            Keterangan ayat ini Allah menunjukkan perbandingan diantara orang yang mendapat petunjuk Tuhan dan orang-orang yang sesat. Manusia disuruh memandang dan merenungkan perbedaan diantara hidup kedua golongan itu. Kita disuruh berjalan dimuka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat dari orang yang mendustakan Tuhan, orang yang tidak sudi menerima kebenaran. Dalam ayat ini Allah menjelaskan tidak akan selamat orang yang mendustakan ajaranNya.[4]


[1]Ibid,  hal: 271
[2] Moh Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah Vol:03, (Jakarta: Pustaka Lentara hati, 2002), hal:224
[3]Departemen Agama RI, Al-Quran Bayan, ( Jakarta: Quran Bayan , 2009)hal: 271.
[4]H.Abdul Malik(HAMKA) Tafsir Al-Azhar Juz “13 dan 14.(Pustaka panimas:jakarta.2000) Hal:242-243.

1 komentar:

  1. Bet on sports online, casino games, poker and more in
    With a few clicks, you have the chance 화성 출장마사지 to 나주 출장마사지 bet on the 춘천 출장샵 best games from the comfort of 진주 출장샵 your own home! Bet online with 평택 출장안마 Betway!

    BalasHapus